http:KUMPULAN
PUISI
2016
Anggraini Ayu Widyaningrum
‘’Gema Takbir’’
Gema suara takbir
berkumandang
Menandakan suatu
peristiwa besar
Sejarah pun
bercerita
Akan peristiwa Nabi
Ibrahim
Sang bapak dari para
nabi
Menorehkan sejarah
akbar
Ilahi menurunkan
wahyu
Barokah alam raya
senang menerimanya
Peristiwa
yang tak masuk akal
Manusia pun
enggan menerima
Tapi,,,
Disitulah
ditorehkan cerita alam jagad
Sang nabi
pun mengorbankan semuanya
Demi
Tuhan-Nya
Semua jiwa
menentang
Tapi sang
bapak para nabi pun tetap melakukannya
Demi
Tuhan-Nya
Si kecil ismail pun
membela abahnya
Walau ditentang
banyak jiwa di jagad
Kasih sayang
Tuhan-Nyalah yang yang dikenal
Demi sejarah bagi
makhluk setelahnya
Dan mukjizat pun
datang
Jiwa tergantikan
oleh seekor kambing
Syukur pun terucap
disertai tetesan air mata surga
Takbir pun terus
berkumandang
Hingga akhir zaman
pun datang
Dan hancurlah jagad
semesta
‘’ Hierarki’’
Gerakan alam tiada kata
Tak henti tak menerka asa
Kicauan irama menerpa sanubari
Tuk hiasi senja yang sunyi
Rentetan
jiwa berbasis rapi
Hiasi
bumi diufuk alami
Gerakan
serentak menyentuh sanubari
Takhlukan
seluruh alam hierarki
Semua golongan menyatukan asa
Di bumi Illahi satukan jiwa
Serahkan pada alam semesta
Tuk hidup bahagia
Satukan
argumen yang berbeda
Tuk
tercapainya kedamaian jiwa
Lahirnya
kesepakatan kata
Aplikasikan
kerja bersama
Disini kita temukan suara
Di dunia yang serba beda
Pertanda beragamnya ciptaan Tuhan
Tuk hidup selanjutnya
Di dunia yang fana
‘’Penyakit Hati’’
Beda itu adalah hidup
Beda itu adalah aplikasi jiwa
Beda itu hal yang beragam
Dan beda itu harmonis
Iri
itu penyakit qolbu
Iri
pun timbulnya sangatlah mudah
Iri
itu sakit
Merusak
kebersihan hati nurani
Sama itu baik
Sama itu santai
Sama itu merdeka
Tetapi sama itu kurang menantang
Semua
pasti punya perbedaan
Fana
dan duniawi pun berbeda
Dunia
tempatnya hal yang berbeda
Perbedaan
itu real bukan abstrak
Perbedaan
pun bisa sangat indah
‘’Enyah’’
Ba’da dhuhur jam dunia
Detik jam dinding mulai berdetak
Pertanda timbulnya hal baru
Suatu kehidupan duniawi
Interaksi
timbul dari banyak pihak
Integral
pun tak mampu tuk menyatukan
Sin
dan cos pun tak berfungsi dalam hal ini
Yang
ternyata suatu aplikasi hidup bermasyarakat
Bangku suatu tempat penyaji
Didiami insan mnusia
Hidupkan langkah jiwai
Goreskan tujuan hidup sejati
Sulit
tuk mengungkapkan
Akan
terkoneksinya hal ini
Rumus
pun terus penyerbu
Otak
pun protes akan hal tersebut
Tetapi,,,
Kekuatan rohani harus dipaksakan
Perbedaan pun disatukan
Ralat pun menjadi hal biasa
Akan analisis ketidakpastian
Niat
pun menjadi dasar kekuatan
Tuk
terlaksananya hal yang tak pasti
Hidup
harus mengalir
Demi
kesuksesan yang dinanti
‘’Hening’’
Hening malam di sudut
ruang
Alunan menggema dari
bilik air
Sinar lampu yang
menemani
Goresan pena
abadikan cita
Tuk
suatu kebahagiaan yang nyata
Sang
insan pun melukiskan arah
Percepatan
arah yang tak kunjung datang
Vektor
Illahi menerang jiwa
Hembusan angin
membawa suatu tanda
Arah jalan suatu
tapak pena
Lembaran kertas yang
tergores
Menjadi saksi
Perjuangan sang
insan
Malam
pun tak ia rasakan
Demi
teraplikasinya cita terarah
Lekukan
mata mulai terasa
Pertanda
suatu hal yang resah
Secangkir kopi pun
tak cukup
Upaya dari tindakan
nyata
Gejolak batinlah
yang terus berperang
Dari penjagaan
lekukan mata
Teringat
sang belahan jiwa
Nan
jauh disana
Mengharap
sang buah hati sukses di rantauan
Tuk
harumkan tanah kelahiran
‘’Hancur’’
Sentuhan peraba tak
terasa
Pahitnya terkaan
terhiruk penat
Berawalnya suatu
kemusnahan
Hancur lebur tak
tersisa
Indah
nan elok di awal kebohongan belaka
Aplikasi
hati kebusukan akal
Menodai
jiwa hierarki
Terasa
sunyi kehidupan pena
Tau mana lekukan
hati
Berkelok benar juga
tak tahu
Cenderung mati di
tengah asa
Hitam pekat telah
menodai
Semua
kata habis sudah
Hingga
tinggal untaian kosong
Penat
sudah jiwai nurani
Pikirkan
aplikasi omong kosong
Pandai berkata tak
elok aksinya
Elok aksinya pun
juga tak pandai berkata
Seimbang pun
tuntutan duniawi
Sempurnakan
ketidakpastian
‘’Hijau’’
Hijau surga duniawi
insan kamil
Jarak melampau
derapan kaki sang insan
Terkaan musuh datang
lalu lalang
Hitam pun ikut
menyerang
Hijau
lautan ilmu segala
Beda
kasta pun terabaikan
Persamaan
asa pun disatukan
Insan
cita pun terwujudkan
Celotehan masa tak
dihiraukan
Kicauan burung gagak
tak didendangkan
Penyakit hati
bersarang dalam
Akhirnya,,,
Kemusnahan datang
teruntuk baginya
Hijau
terealisasi dengan ilmu
Yakin
usaha sampai
Tergoreskan
dinurani sang batin
Tertanam
jiwa penyembuh luka
Merah,kuning,nan
hijau
Aplikasi dari suatu
nafas
Sang hijau terus
berkobar mewarnai alam
Hidup di kejayaan abadi
Utamakan hati nurani
‘’Kelokan’’
Kulukis suatu
lintasan di atas integral
Kelokan telah
terabaikan
Newton,pascal,suhu
telah kulalui
Tinta pun larut
dalam cerita
Sejarah
pun dikenang
Nafas
rohani,insan manusia
Usaha
bergejolak dipalung hati
Tapi,
sang hasil berkata lain
Berlaku di tempat
berbeda
Penat arah telah
terjangkau akal
Sin dan coc tak
kuhiraukan
Siklus lintasan
menjadi lukisan
Fenomena
sang insan
Berkeliaran
mencari jati jiwa
Tanpa
satu tujuan
Meneteskan
butiaran mutiara hati
Mengartikan
saluran perang
Sendiri tanpa musuh
Musuh tanpa saingan
Membingungkan,,,
Inilah kehidupan
Aplikasi dari hal
yang mustahil
Tetapi, suatu
keajaiban akan berhasil
‘’Biru’’
Biru semampai
angkasa raya
Tergenang di lukisan
sanubari
Terbingkai dalam
hayalan nyata
Terintegrasi suatu
efektifitas
Biru
jiwa sang insan
Lubuk
palung yang jeram
Raung
masalah menggeram sangat
Carikan
jalan yang nyata
Pertikaian tak
terkelokkan
Stimulus baik pun
terhilangkan
Ego yang terus
merajalela
Merusak segalanya
Itulah
sang biru alam
Menodai
hal yang tak biasa
Rusakkan
sanitasi pemikiran
Hancur
lebur tak tersisa
Solusi pun diusulkan
Penolakkan massa
jatuh tiada tara
Efek palung nurani
yang rusak
Penuh dengan
penyakit belaka
‘’Alam’’
Hembusan butir surga
mulai terasa
Kicauan merdu sang
burung tak terhingga
Bentengan awan bak
goresan cakrawala
Indah sang sanubari
alam
Kelokan
tajam pun terhadapi
Lekukan
kerikil dapat terlewati
Usaha
lewati jalan salah
Berjuang
terus tanpa kenal lelah
Sang alam selalu
berbisik
Realisasi kasih
sayang Tuhan
Dengan untaian malam
hari
Nikmati semua dengan
senyuman
Gunung
nan kokoh menjulang tinggi
Pohon
pun bak raksasa bumi
Aliran
sungai terpecik angin
Surga
unia yang abadi
Beban berat sang
insan
Pertahankan keasrian
bumi
Cintai segalanya
Menjaga semuanya
Aplikasi
akal terus diasah
Bak
pisau yang sangat tajam
Hasilkan
akal terarah
Sukses
insan abadi tak tersisa
0 komentar:
Posting Komentar